Materi Ahklaq 13 (XI AG) Menghayati kewajiban menghindari perilaku serakah, tamak, bakhil, dan Isrof/tabdir



III.            Menghayati kewajiban menghindari
perilaku serakah, tamak, bakhil, dan Isrof/tabdir


1. Tamak dan Serakah
a. Pengertian

Dalam bahasa Arab, serakah disebut tamak yang artinya sikap tak pernah merasa puas dengan yang sudah dicapai. Menurut istilah tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa besar. Karena ketidakpuasannya itu, segala cara pun ditempuh. Serakah adalah salah satu dari penyakit hati. Mereka selalu menginginkan lebih banyak, tidak peduli apakah cara yang ditempuh itu dibenarkan oleh syariah atau tidak, tidak berpikir apakah harus mengorbankan kehormatan orang lain atau tidak. Yang penting, apa yang menjadi kebutuhan nafsu syahwatnya terpenuhi. Sikap serakah dilarang oelh Allah Swt.

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, Sampai kamu masuk ke dalam kubur. (QS. At-Takasur [102] : 1-2)

b.    Ciri-Ciri Tamak

1)     Tidak mensyukuri nikmat yang telah dimiliki

2)     Selalu merasa kurang padahal ia telah banyak mendapat nikmat

3)     Ingin memiliki sesuatu yang dimiliki orang lain

4)     Panjang angan-angan yaitu suka menghayal dan tidak realistis

5)     Kikir, ia tidak mau hartanya berkurang sedikitpun

6)     Kurang menghargai pemberian orang lain jika tidak sesuai keinginan

7)     Terlalu mencintai harta yang dimiliki.

8)     Terlalu semangat mencari harta tanpa memperhatikan waktu dan kondisi tubuh.

9)     Semua perbuatannya selalu bertendensi pada materi

c.     Bahaya Tamak

1.  Orang yang tamak selalu merasa kurang dan tidak pandai bersyukur

Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: «Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur,

Maka  Sesungguhnya  Allah  Maha  Kaya  lagi  Maha  Terpuji».

(QS. Lukman [31] : 12)

2.     Sifat tamak dapat menimbulkan rasa dengki, hasul dan permusuhan

3.     Sifat tamak akan membutakan orang sehingga menghalalkan segala cara dalam meraih tujuannya

4.     Sifat tamak akan menjauhkan seseorang daria Allah Swt.

5.     Sifat tamak membuat orang menjadi bakhil, karena takut hartanya berkurang

(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan Menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang ka r siksa yang menghinakan.

(QS. An-Nisa’ [4] : 37 )

d.     Cara Menghindari Tamak

a.     Mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan

b.     Membiasakan diri dengan sifat ikhlas dan rendah diri

c.     Membiasakan diri dengan sifat pemurah dan jujur

d.     Membiasakan hidup sederhana, hemat, qana’ah dan zuhud

e.     Meminta pertolongan kepada Allah agar dijauhkan dari sifat serakah

f.      Menghindari sifat iri jika melihat orang lain banyak harta

g.     Sadar bahwa meteri hanya hiasan hidup dan perantara menuju akhirat

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. Al-Hadid [57] : 20)
2. Pengertian Israaf
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia WJSPoerwadarminta Israaf adalah melampaui batas (berlebihan) artinya melakukan suatu tindakan di luar wewenang dan ketentuan berdasarkan norma nilai tertentu yang berlaku.Menurut Qomus Muajim Al-lughotul Arabiyah Israaf artinya bersuka ria sampai melewati batas.
Menurut Terminologi/Istilahi Israaf adalah melampau batas (berlebihan) dapat diartikan suatu tindakan yang dilakukan seseorang diluar kewajaran atau kepatutan.
Dalil naqli tentang sikap dan perilaku berlebihan itu merupakan penyakit yang sangat merugikan diri manusia itu sendiri.
Termaktub dalam HR. Abu Dawud dan Ahmad
عَنْ عُمَرِ بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِـيْهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: كُـلُوْا وَاشرَبُوْا وَتَصَدَّقـُوْا  وَاَلْبَسُوْا فِى غَيْرِ مَخِيْلَةٍ وَلاَ سَرَفٍ.
(أخرجه أبو داود واحمد)
Artinya : “Dari Umar bin Syuaib, dari bapaknya, dari kakeknya ia berkata, Rasululloh SAW bersabda ; Makanlah dan minumlah, bersedekahlah, berpakaian dan tanpa berlebih-lebihan dan tidak sombong ( dikeluarkan HR.Abu Dawud dan Ahmad )
Analisis hadits diatas bahwa sesuatu yang berlebihan dan sombong dilarang oleh  Allah SWT dan Rasul-Nya. Artinya sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-nya di dalamnya mesti ada madharatnya bagi manusia. Oleh karena itu Islam menganjurkan hidup sederhana dan tidak sombong bukan hanya mendzalimi diri sendiri akan tetapi juga akan menjadi kedzaliman terhadap orang lain. Akibat bagi pelakunya sendiri akan mengalami suatu penganiayaan.
Sesungguhnya perilaku berlebihan seperti bentuk pamer kekayaan dan berjiwa sombong akan menyebabkan kehancuran pada diri sendiri, disebabkan tidak mempunyai kontrol pribadi dan sosial.
3.  Pengertian Tabdzir
Menurut etiomologi/Lughowi Tabdir artinya Boros, berlebih-lebihan atau menghambur-hamburkan dalam pemakaian uang ataupun barang.
Menurut terminologi/Istilahi bahwa tabdzir adalah suatu perbuatan yang dilakukan seorang dengan cara berlebih-lebihan atau menghambur-hamburkan sesuatu karena kesenangan atau kenikmatan sesaat. Sesungguhnya orang yang menghambur-hambur harta adalah temannya syetan,
sesungguhnya setan adalah musuh nyata bagi kita semua.
Allah SWT memerintahkan kepada orang Islam untuk menunaikan kewajiban yang terkait dengan harta yang dikuasainya yaitu memenuhi  hak keluarga dekat, orang miskin dan orang dalam perjalanan. Memenuhi kewajiban dengan menyantuni mereka mempererat tali persaudaraan, hubungan kasih sayang, bersikap sopan santun dan  membantu memenuhi kebutuhan yang diperlukan.
2.2. Contoh orang yang berprilaku Isyraaf dan Tabdzir

a.      Isyraaf
            Bentuk dari perbuatan Israaf  pemboros, berlebih-lebihan, melampaui batas, sombong, pamer kekayaan.
Ibnu Munayyis berpendapat ; Kami dan orang-orng sebelum kami telah melihat bahwa setiap orang yang berlebihan dalam agama akan terputus.”
Maksud penuturan itu bukanlah larangan seseorang mencari kesempurnaan dalam beribadah, disebabkan termasuk hal-hal terpuji.
Akan tetapi melarang orang melampaui batas dalam ibadah sunah, mninggalkan ibadah yang lebih utama atau membuat meninggalkan ibadah fardhu yang ditetapkan. Contoh ; orang yang mengerjakan qiyamul lain/sholat malam semalam suntuk, sehingga di akhir malam dia mengantuk, lalu tertidur sampai meninggalkan sholat subuh. Contoh lain : Peserta didik Madrasah Aliyah Jerman sungguh rajin dalam melaksanakan sholat tahajut,hajat, tasbih pada malam hari kemudian  pada waktu pembelajaran berlangsung dia mengantuk.
Dalil naqli tentang bentuk Israaf termaktub dalam hadits Nabi Muhammad SAW diantaranya ;

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِ وَأَنَّ رَسُوْلُ اللهِ ضَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِسَعْدٍ وَهُوَ يَتَـوَضَّأُ فَقَالَ مَا هذَا السَّرَفُ قَفَالَ فِى الْوُضُوْءِ إِسْرَافٌ قَالَ نَعَمْ ، وَإِنْ كُنْتَ فِى نَهْرٍ جَارٍ. (رواه ابن ماده واحمد)


Artinya : “ Abdullah bin Amr,ia berkata bahwasannya Rasululloh SAW  melewati sa’ad yang sedang wudlu, lalu Rasululloh SAW berkata : alangkah borosnya wudlumu wahai sa’ad ! lalu Sa’ad bertanya “Apakah dalam wudlu ada pemborosan ? “ Rasululloh SAW menjawab : Ya, walaupun berada di sungai yang mengalir ( HR.Ibnu Majah dan Ahmad).

b.      Contoh orang yang berprilaku Tabdzir
    
Contoh orang yang berprilaku tabdzir diantaranya ; Menghambur-hamburkan harta kekayaan. Allah SWT menjelaskan bahwa orang yang boros itu saudara syetan. Di dunia mereka tergoda syetan sedangkan di akhirat masuk neraka.
Allah SWT juga menjelaskan bahwa syetan itu sangat ingkar kepada Allah SWT artinya membangkang atas apa yang diperintahkan dan menggoda manusia untuk melakukan perbuatan yang keji dan munkar.

Persamaan syetan dengan pemboros adalah sama-sama ingkar terhadap ni’mat Allah SWT. Apabila seseorang yang menggunakan ni’mat yang diberikan Allah SWT kepada-Nya untuk dihambur-hamburkan contoh adat kebiasaan Bangsa Arab pada masa Jahiliyah, mereka gemar menumpuk-numpuk harta untuk berfoya-foya, sesuka hati mereka dengan melampiaskan hawa nafsu untuk menuruti bisikan syaetan yang menyesatkan. Sedangkan contoh lain ; orang-orang musyrik menggunakan harta kekayaannya untuk memerangi kaum muslimin menghalangi tersebarnya agama Islam, sehingga hidupnya menjadi sengsara.


  a. Bahaya Perilaku Isyraaf
Ustadz Fathi Yakan berpendapat bahwa “Saya teringat  seorang teman bersumpah bahwa ia harus hafal al-Qur’an di luar kepala selama musim kemarau. Ia telah bersungguh-sungguh untuk itu, akan tetapi mampu. Ia sangat marah kepada dirinya sendiri. Ia bersikeras untuk menghukum dirinya dengan hukuman yang paling berat. Hal itu tidak dilakukan kecuali dengan jalan mengharamkan dirinya sendiri dari semua yang dihalalkan Allah SWT. Ia mulai dengan puasa berturut-turut dan tidak pernah berbuka puasa kecuali pada saat tertentu, setiap malam melakukan qiyamul  lail secara kontinu sampai tidak tidur kecuali lupa. Bangku madrasah ditinggalkan, buku-buku yang dimiliki dan segala perlengkapan sekolah diberikan orang lain.  Sampailah pada suatu saat  karena kondisi fisik dan psikisnya semakin tidak stabil, akhirnya dibawa kerumah sakit jiwa. Perilaku seperti ini merupakan bagian dari melampaui batas atau berlebihan. Tiada daya dan kekuataan kecuali dengan pertolongan Allah SWT.

Adapun kesimpulan dari bahaya israaf diantaranya ;
a.       Menghilangkan keteguhan diri
b.      Tidak ada keseimbangan yang dituntut agama dalam melaksanakan berbagai tanggungjawab hokum
c.       Tidak ada ketenangan batin
d.      Menimbulkan sikap sombong
e.       Menimbulkan hawa nafsu dan syahwat duniawi

b. Bahaya Perilaku Tabdzir

Bahaya perbuatan tabdzir seperti pamer kekayaan dan berjiwa sombong akan menyebabkan kehancuran pada diri sendiri, karena tidak memiliki kontrol pribadidan sosial
Apabila kontrol tersebut tidak ada, maka akan berakibat menimbulkan sikap pemborosan yang dilarang dalam Islam.
Allah SWT memberikan isyarat dalam al-Qur’an, bahwa akibat kesombongan dan kecongkakannya, maka Qarun berikut harta kekayaan yang menjadi kebanggaan dan keangkuhannya dibenamkan Allah SWT ke perut bumi, tidak ada seorangpun yang dapat menolong dari azab Allah SWT. Harta kekayaan yang melimpah ruah, diri ataupun teman tidak dapat menolong sedikitpun dari azab Allah SWT. Dalil naqli tentang nilai negatif sikap tabdzir sebagai berikut ;
$oYøÿ|¡sƒmú ¾ÏmÎ/ ÍnÍ#yÎ/ur uÚöF{$# $yJsù tb%Ÿ2 ¼çms9 `ÏB 7pt¤Ïù
¼çmtRrçŽÝÇZtƒ `ÏB Èbrߊ «!$# $tBur šc%x. z`ÏB z`ƒÎŽÅÇtGYßJø9$# ÇÑÊÈ  
Artinya : ”Maka kami benamkanlah qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah SWT dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).  (QS. al Qasas: 28:81)

a. Menghindari Perilaku Isyraaf

a.       Isyraaf
Dibumi persada atau dunia alam fana’ ini, umat Islam diwajibkan untuk menghindari suatu perbuatan yang melampaui batas, sombong, riya’ disebabkan segala yang ada di dunia ini hanya milik Allah semata dan tidak ada orang yang paling superman hanyalah Allah SWT.
Sedangkan Orang yang selalu melaksanakan perilaku israaf akan lupa dengan sang pencipta, dalam segala ibadah baik ibadah mahdoh maupun ghoiru mahdoh. Orang yang beribadah dan paham sunnah kemudian melampaui batas, maka akan dikalahkan oleh nafsunya. Adapun amal yang paling disukai Allah SWT adalah amal yang dikerjakan terus menerus menurut koledor-koledor Islamiyah meskipun sedikit. Seperti syair lagu yang berbunyi :  ‘sugih sawah sugih mobil yen mati tumpakane katil harta benda ora ngintil sing ngintil amal sak cuil” Maksud syair lagu itu orang Islam di larang untuk berprilaku sombong, berlebih-lebihan, riya dll paling ketika meninggal dunia hanya membawa amal walaupun sedikit.
Dalil naqli tentang perilaku israaf termaktub dalam QS. Al-Furqon : 67 diantaranya ;
tûïÏ%©!$#ur !#sŒÎ) (#qà)xÿRr& öNs9 (#qèù̍ó¡ç öNs9ur (#rçŽäIø)tƒ tb%Ÿ2ur šú÷üt/ šÏ9ºsŒ $YB#uqs% ÇÏÐÈ  
Artinya : “ dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta)  mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelajaran itu) ditengah-tengah antara yang demikian (QS.al-furqon:67)
Kesimpulan ;
Ø  Menjalan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya
Ø  Ta’awun, tawadlu
Ø  Menumbuhkan kesadaran sosial dengan tidak menghambur-hamburkan harta.
Ø  Membelanjakan harta tidak berlebih-lebihan,tidak kikir.
b. Menghindari  Perilaku Tabdzir
1.      Selalu berusaha untuk bersyukur kepada Allah apa-apa yang telah diberikan kepadanya
2.      Memahami pentingnya tolong-menolong dan berbagi kepada sesaa sehingga terhindar dari sifat egoistis
3.      Menjalani kehidupan yang sederhana, hemat
  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AHLAQ XI AG /13 SEM II. Hikmah Syaja’ah Iffah Adalah

TASAWUF

Pengertian Maqamat dan al-ahwal dalam Tasawuf